US Market
(DJIA +2.42, S&P500 +2.51, Nasdaq +2.73)
Indeks bursa AS ditutup menguat dengan indeks utama mengalami penguatan harian kedua terbesar pada tahun ini.
Saham rebound dari pelemahan minggu lalu seiring dengan reposisi portofolio investasi dana dan juga ekspektasi akan
stimulus ekonomi oleh pemerintah Cina. Data ekspor Cina yang masih lemah di bulan Agustus mengindikasikan akan
adanya kebijakan untuk mendorong pertumbuhan pada ekonomi. Pergerakan bursa kemarin lebih didorong oleh
sentimen daripada fundamental, terutama sebelum pertemuan the Fed pada tanggal 16-17 September mendatang.
Europe
(Stoxx 600 +1.18%, DAX +1.61%, CAC 40 +1.07%)
Indeks acuan bursa Eropa ditutup menguat pada akhir perdagangan kemarin. Data neraca perdagangan Jerman yang
lebih baik daripada ekspektasi meredakan kekhawatiran akan perlambatan pada ekonomi global. Perdagangan surplus
pada negara ekonomi Eropa terbesar telah naik menjadi EUR22.8 miliar di bulan Juli, lebih tinggi daripada estimasi
sebesar EUR22.3 miliar. Sementara Eurostat juga sudah merevisi naik GDP eurozone di Q2 dari estimasi awal sebesar
1.2% menjadi 1.5%.
Asia
(Nikkei +3.70%, Hangseng +3.28%)
Indeks Nikkei Jepang pagi ini kembali dibuka menguat. Pernyataan Menteri Keuangan Cina bahwa akan dilaksanakan
kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi telah memberi sentimen positif kepada investor. IHSG hari
ini diperkirakan bergerak di kisaran 4249-4360.
Berita
CTRA Pangkas Capex 30%
CTRA akan memangkas target belanja modal (capex) pada tahun ini sebesar 30%. Penurunan capex tersebut karena
kesiapan kas yang terbatas jumlahnya. Dengan begitu, rencana capex yang awalnya dialokasikan sebesar Rp2 triliun
turun menjadi Rp1,4 triliun. Hingga saat ini penyerapan capex sudah mencapai Rp1,2 triliun. (bisnis.com)
BMRI: 2018 akan Right Issue Rp20 Triliun
Pada tahun 2020, BMRI memerlukan kenaikan modal menjadi Rp 247 triliun. Berdasarkan rencana bisnis strategis
selama lima tahun, BMRI butuh satu kali lagi melakukan right issue. Right issue BMRI paling lambat dilakukan pada
2018. Adapun nominal right issue berkisar antara Rp 20 triliun sampai Rp 25 triliun. (kontan.co.id)
WIKA: Gagal Dapat PMN, Kaji Sumber Pendanaan Baru
WIKA terancam tidak mendapat kucuran dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) 2016. Pasalnya, WIKA menjadi ketua konsorsium pembangunan kereta cepat (high speed
train/HST). Setelah tidak memperoleh PMN senilai Rp 3 triliun, perusahaan saat ini tengah mengkaji sumber
pendanaan baru untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. (iqplus)
RALS Kembali Buyback 16,69 Juta Saham
RALS menyampaikan telah berhasil merealisasikan lagi pembelian kembali (buyback) sahamnya sebanyak 16,69 juta
lembar saham. Jumlah saham yang telah berhasil dibeli kembali oleh pihaknya ini setara dengan 2,47%. Hingga saat
ini, jumlah realisasi buyback saham yang telah dilakukan oleh RALS sebanyak 32,03 juta lembar saham atau setara
dengan 4,79%. (iqplus)
DVLA akan Bagi Dividen Interim Rp30 per Saham
DVLA bakal membagikan dividen interim sebesar Rp30 per saham kepada pemegang sahamnya yang berasal dari
keuntungan perseroan sepanjang semester I tahun ini. Rapat Direksi DVLA telah memutuskan untuk membagikan
dividen interim yang jumlah seluruhnya mencapai Rp33,48 miliar. (iqplus)
2016, Properti DKI di Bawah Rp1 Miliar Bebas PBB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membebaskan
pungutan pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi warga pemilik properti tertentu
mulai tahun depan. Menurutnya, rumah yang di bawah harga Rp 1 miliar tidak
perlu membayar PBB. (kontan.co.id)
DISCLAIMER:
Sertifikasi analis : kami menyatakan bahwa seluruh pendapat/pandangan yang
dinyatakan dalam riset ini secara akurat merefleksikan pandangan pribadi kami
tentang sekuritas yang bersangkutan dan tidak ada bagian dari kompensasi kami
yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan rekomendasi atau
pandangan yang telah dinyatakan diatas.
Semua informasi, perangkat dan materi dalam riset ini disajikan sebagai
informasi dan tidak diartikan sebagai tawaran atau ajakan untuk menjual,
membeli atau memesan efek dan/atau instrumen keuangan lainnya.Nasabah diharap
melakukan penilaian sendiri secara independen atas informasi yang terdapat
dalam materi riset ini, dengan mempertimbangkan tujuan investasi, kondisi dan
kebutuhan keuangan masing-masing. Nasabah harap berkonsultasi dengan
profesional dalam hal hukum, bisnis, keuangan dan implikasi lainnya sebelum
melakukan transaksi-transaksi sebagaimana termaktub dalam materi riset ini.
Ringkasan/harga/kutipan/statistik sebagaimana dimaksud dalam materi riset ini
diperoleh dari berbagai sumber yang dianggap dapat diandalkan, namun demikian
Henan Putihrai (HP) tidak menjamin dan mewakili, baik tersurat maupun tersirat,
mengenai akurasi, kecukupan, kehandalan atau kewajaran informasi tersebut dan
pendapat yang terkandung dalam materi riset ini dan karenanya HP tidak
bertanggung jawab dalam hal apapun atas setiap konsekuensi (termasuk namun
tidak terbatas pada kerugian langsung, tidak langsung atau konsekuensial, kehilangan
keuntungan dan kerugian) dari pemanfaatan informasi yang terdapat dalam materi
riset ini dan membebaskan HP dari segala tuntutan atau upaya hukum apapun yang
diakibatkannya.
Kinerja masa lalu tidak dapat diartikan sebagai indikasi atau jaminan atas
kinerja masa yang akan datang, dan tidak ada representasi atau jaminan, baik
yang tersurat maupun tersirat, yang dibuat sehubungan dengan kinerja masa yang
akan datang. Informasi, pendapat, dan perkiraan yang terdapat dalam materi
riset ini mencerminkan pendapat pada saat dipublikasikan oleh HP dan dapat
berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: